![]() |
TIDAK ADA YANG
KEBETULAN!
Di salah satu gereja di Eropa Utara,
ada sebuah patung Yesus Kristus yang disalib, ukurannya tidak jauh berbeda
dengan manusia pada umumnya. Karena merasa segala permohonan pasti bisa
dikabulkan-Nya, maka orang berbondong-bondong datang secara khusus kesana untuk
berdoa, berlutut dan menyembah, hampir dapat dikatakan halaman gereja penuh
sesak seperti pasar.
Di dalam gereja itu ada seorang
penjaga pintu, melihat Yesus yang setiap hari berada di atas kayu salib, harus
menghadapi begitu banyak permintaan orang, ia pun merasa iba dan di dalam hati
ia berharap bisa ikut memikul beban penderitaan Yesus Kristus. Pada suatu hari,
sang penjaga pintu pun berdoa menyatakan harapannya itu kepada Yesus.
Di luar dugaan, ia mendengar sebuah
suara yang mengatakan, “Baiklah! Aku akan turun menggantikan kamu sebagai
penjaga pintu, dan kamu yang naik diatas salib itu, namun apapun yang kau
dengar, janganlah mengucapkan sepatah kata pun.” Si penjaga pintu merasa
permintaan itu sangat mudah.
Lalu, Yesus turun, dan penjaga itu
naik ke atas, menjulurkan sepasang lengannya seperti Yesus yang dipaku diatas
kayu salib. Karena itu orang-orang yang datang bersujud, tidak menaruh curiga
sedikit pun. Si penjaga pintu itu berperan sesuai perjanjian sebelumnya, yaitu
diam saja tidak boleh berbicara sambil mendengarkan isi hati orang-orang yang
datang.
Orang yang datang tiada habisnya,
permintaan mereka pun ada yang rasional dan ada juga yang tidak rasional,
banyak sekali permintaan yang aneh-aneh. Namun demikian, si penjaga pintu itu
tetap bertahan untuk tidak bicara, karena harus menepati janji sebelumnya.
Pada suatu hari datanglah seorang
saudagar kaya, setelah saudagar itu selesai berdoa, ternyata kantung uangnya
tertinggal. Ia melihatnya dan ingin sekali memanggil saudagar itu kembali,
namun terpaksa menahan diri untuk tidak berbicara. Selanjutnya datanglah
seorang miskin yang sudah 3 hari tidak makan, ia berdoa kepada Yesus agar dapat
menolongnya melewati kesulitan hidup ini. Ketika hendak pulang ia menemukan kantung
uang yang ditinggalkan oleh saudagar tadi dan begitu dibuka, ternyata isinya
uang dalam jumlah besar. Orang miskin itu pun kegirangan bukan main, “Yesus
benar-benar baik, semua permintaanku dikabulkan!” dengan amat bersyukur ia lalu
pergi.
Diatas kayu salib, “Yesus” ingin
sekali memberitahunya, bahwa itu bukan miliknya. Namun karena sudah ada
perjanjian, maka ia tetap menahan diri untuk tidak berbicara. Berikutnya,
datanglah seorang pemuda yang akan berlayar ke tempat yang jauh. Ia datang
memohon agar Yesus memberkati keselamatannya. Saat hendak meninggalkan gereja,
saudagar kaya itu menerjang masuk dan langsung mencengkram kerah baju si
pemuda, dan memaksa si pemuda itu mengembalikan uangnya. Si pemuda itu tidak
mengerti keadaan yang sebenarnya, lalu keduanya saling bertengkar.
Di saat demikian, tiba-tiba dari atas
kayu salib “Yesus” akhirnya angkat bicara. Setelah semua masalahnya jelas,
saudagar kaya itu pun kemudian pergi mencari orang miskin itu dan si pemuda
yang akan berlayar pun bergegas pergi, karena khawatir akan ketinggalan kapal.
Yesus yang asli kemudian muncul,
menunjuk ke arah kayu salib itu sambil berkata, “TURUNLAH KAMU! Kamu tidak
layak berada disana.” Penjaga itu berkata, “Aku telah mengatakan yang
sebenarnya dan menjernihkan persoalan serta memberikan keadilan, apakah
salahku?”
“Apa yang kamu tahu?”, kata Yesus.
“Saudagar kaya itu sama sekali tidak
kekurangan uang, uang di dalam kantung bermaksud untuk dihambur-hamburkannya.
Namun bagi orang miskin, uang itu dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya
sekeluarga. Yang paling kasihan adalah pemuda itu. Jika saudagar itu terus
bertengkar dengan si pemuda sampai ia ketinggalan kapal, maka si pemuda itu
mungkin tidak akan kehilangan nyawanya. Tapi sekarang kapal yang ditumpanginya
sedang tenggelam di tengah laut.”
—————————————————————————————————
Ini kedengarannya seperti sebuah
anekdot yang menggelikan, namun dibalik itu terkandung sebuah rahasia
kehidupan… Kita seringkali menganggap apa yang kita lakukan adalah yang paling
baik, namun kenyataannya kadang justru bertentangan. Itu terjadi karena kita
tidak mengetahui hubungan sebab-akibat dalam kehidupan ini.
Kita harus percaya bahwa semua yang
kita alami saat ini, baik itu keberuntungan maupun kemalangan, semuanya
merupakan hasil pengaturan yang terbaik dari Tuhan buat kita, dengan begitu
kita baru bisa bersyukur dalam keberuntungan dan kemalangan dan tetap bersuka
cita.
Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar