Dari gagang telepon, sahabat karibku menjawab dengan
suara yang mengantuk. “Menolongmu? Maaf, aku masih ngantuk.. Hmm, oh ya… Jam
dua belas… eh, terlalu lama ya… kalau begitu, teleponlah lagi sekitar jam 1… “
Begitu aku menyetujuinya, dia menambahkan dengan kata-kata yang tegas. “Telepon
hanya bisa tiga kali! Jangan lupa! Untung kalau bisa dalam sekali, tapi jika
sampai tiga kali, bersiaplah! Sebab aku masih bermimpi… tapi khusus untuk
permintaanmu saja. Walaupun aku berhati dingin, tapi aku tidak ingin mengatakan
tidak. Jelas? Jangan salah. “Jam 1!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar