Jumat, 16 Agustus 2013

Hitam...



Hitam
Bersisian dengan rindu, aku tak mengaduh.. Ini perih yang kupilih untuk temani malam tanpamu.. Pun dengan mimpi yang menyiksa, hadirmu masih bisa kurasa.. Walau ketika pagi datang, mimpiku mati..

Sekian hari, mungkin berujung bulan, kita telah saling abai.. Entah apa yang tersangkut di memori, semua masih terekam dengan catatan.. Penuh….. Mengingat semua yang telah tanggal, walau kenangan masih tetap tinggal.. Pada akhirnya hanya aku yang meng-aduh pada cakrawala, titipkan biru mengatasi haru.. Agar diri tak semakin pilu..

Rindu ini perlahan menguasai raga.. Naik membangunkan logika, lalu turun melalui airmata.. Sesuatu yang dulu kau akui pernah kau rasa.. Namun aku yang membatu, diam tanpa aksara, apalagi nada.. Tuhan, beginikah caraMU membuatku merasa???

Sampai hujan turun tak mampu memulihkan luka.. Irisan hati tak terlihat, hanya terasa sesak.. Takdir bergelimang, menuntutku terus menengadah.. Berdoa, tapi tak mengerti apa yang kuminta.. Berharap, tapi tak paham arti cinta.. Bermimpi, tapi tak tentu arah.. Karena kita usang, meski bosan namun tak jua terbuang..

Hingga akhirnya tinggallah aku.. Aku adalah noktah ragu. . Yang selamanya bertahan dalam bimbang, tentang kemana asa ini akan kuperjuangkan.. Bilapun penantian ini satu - satunya jalan kita kembali, mengapa itu justru semakin menyakiti?

Butiran cinta hanya tersisa padamu.. Semua tumpah ruah dalam dadaku.. Melahirkan alunan simfoni hitam, mengiringi kilauan bintang malam..

Hitam.. Hitam yang pekat.. Hitam jelaga.. Hitam yang kita pilih untuk melukiskan sebuah akhir.. Hitam yang menyesatkan.. Hingga aku tak tahu jalan pulang.. Hatiku sudah terkunci, sedangkan aku sibuk mencari celah kembali………
Padang, Juli 05 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar